Tuesday, 3 July 2012

HAKEKAT MANUSIA- MANUSIA DAN KEBUDAYAAN



a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi.Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuhnya dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

b.Mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, jika di bandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaanya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal(ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk,mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan, atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui panca indera. Tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia, misalnya:

 -Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senag atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.

-Perasaan estesis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.

-Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu baik. Sebaliknya, perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.

-Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kekebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri.

-Perasaan social, perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat,ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila seseorang berhasil, ia akan merasa senang, namunapabila seseorang gagal atau mendapatkan musibah, ia akan merasa sedih.

-Perasaan religious, perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasatentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan – Nya.Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral.

c.Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi

Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia,psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi– segi : kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi social,kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.

d.Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia
dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungaannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hokum alamiah pula.Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estesis, etis dan religious. Dengan kehidupan estesis,manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis manusia meningkatkan kehidupan estesis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggung jawabkan. Dengan kehidupan religious, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan.


SUMBER
http://www.scribd.com/doc/87002513/MAKALAH-IBD

No comments:

Post a Comment